Rabu, 04 September 2019

INDONESIAKU

 INDONESIAKU

Bangsa Indonesia telah mengalami berbagai macam pasang surut perjuangan. Bangsa yang awalnya terdiri dari sistem kerajaan-kerajaan. Sehingga penjajah lebih mudah menjajah bangsa ini dengan politik pecah belahnya. Pada masa itu, rakyat terus tertindas, disiksa dan melarat. Kalaupun mereka melawan, itupun hanya bersifat sporadis atau kesukuan semata.
Mengingat perlawanan fisik yang sporadis dan kesukuan tidak membuahkan hasil. Para tokoh-tokoh bangsa, dengan semangat yang kecerdasan yang dimilikinya, berusaha bangkit dari kebodohan dan keterpurukan. Perjuangan diubah melalui wadah pendidikan yang bertujuan membangun semangat nasionalisme.  Pada awalnya perjuangan melalui pendidikan dimulai dengan didirikannya Pergerakan Nasional Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Pergerakan ini menginspirasi para pemuda untuk membangun semangat dari ke,”Kami”an menjadi ke “Kita”an, semangat itu terus berlanjut melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang pada akhirnya terbangun semangat ke-Indonesiaan. Para pemuda berkomitmen menghilangkan kepentingan individu, kelompok dan golongan untuk menyatu dalam kesatuan yang hakiki, satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia. Proses terus berlanjut, pada tanggal 17 Agustus 1945, Bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaannya. Dengan segala konsekwensi dan resiko bergaung semboyan, “Merdeka atau Mati”.
Semboyan itu bila kita perhatikan terdapat kata “atau” hal ini berarti  hanya ada satu yang dipilih. Merdeka berarti bebas dan penindasan, penjajahan dan bebas untuk menentukan masa depan bangsa sendiri. Para pejuang selalu bersemangat tinggi, gigih, tidak kenal menyerah dan tanpa pamrih.  Mereka lebih memilih mati daripada hidup tertindas oleh penjajah. Demikianlah bangsa Indonesia berjuang dengan modal semangat yang tinggi dan karakter yang kuat, sehingga mampu mengantarkan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Kini setelah 74 tahun Indonesia merdeka, masihkah generasi sekarang masih menggulirkan semangat dan karakter para pendahulu mereka melalui tekad, keberanian, serta jiwa yang pantang menyerah? Kegelisahan, prihatin sekaligus kecintaan kepada bangsa ini kerap mengusik kita dengan pertanyaan-pertanyaan di atas. Hampir setiap hari kita membaca di media-media cetak maupun online, begitu banyak anak-anak yang tidak terurus, pejabat korupsi, buruknya layanan publik, lapangan kerja yang menciut, sampai peredaran narkoba yang mengerikan.
Siapa yang salah? Saya tidak ingin memperdebatkan siapa yang salah, karena yang pasti, kita semua ikut bersalah. Sebagai individu maupun sebagai bangsa kita semestinya terpanggil untuk merenung dan memikirkan apa sesungguhnya yang terjadi dengan bangsa ini. Bukankan sejarah membuktikan, bangsa yang besar, maju dan kuat adalah bangsa yang memiliki karakter sekaligus kompetensi yang tinggi, yang dimulai dari pendidikan yang menerapkan nilai-nilai karakter baik di lembaga-lembaga pendidikan. Bangsa yang memahami bahwa pembangunan manusia dimulai dari manusia.
Pada akhirnya  pembangunan karakter  adalah sebuah keniscayaan, bangsa ini maju tidaklah semata-mata karena kompetensi, teknologi yang canggih ataupun kekayaan alamnya, tetapi yang utama bahkan terutama adalah semangat karakter manusianya.

Tidak ada komentar:

PENGEMBANGAN TUJUAN DAN INDIKATOR PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013

  Pendahuluan Sistem pendidikan nasional telah berkali-kali mengadakan perubahan. Perubahan yang paling esensi dalam sistem pendidikan...